Guru matematika dapat menentukan keberhasilan
siswanya, karena dengan kemampuannya, gurulah yang akan memerahkan atau
menghijaukan siswanya. Alasannya, sang guru yang akan menentukan proses
pembelajarannya, di mana sang guru akan mengorganisasikan pengalaman belajar
siswa sehingga mereka dapat mengubah penampilan mereka secara bermakna atau
tidak. Di samping itu, cara sang guru matematika ketika membantu siswanya belajar
akan menentukan keberhasilan siswanya. Oleh sebab itu, guru merupakan kata kunci
bagi para siswanya. ” Artinya, guru adalah kunci bagi siswanya yang akan
memberikan peluang untuk mempelajari matematika.
“Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan fomal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.
Untuk menyiapkan
generasi penerus, peran guru tidak hanya membekali dengan kecerdasan
intelektual yang identik dengan kecerdasan otak tetapi juga kecerdasan hati
untuk berbuat kebaikan. Kata mencerdaskan bangsa lebih dilihat dari makna
sempit yaitu sebatas kecerdasan intelektual/kecerdasan otak maka sekarang
inilah harus dibukakan pemikiran kita bahwa masih harus ada yang dicerdaskan
dari generasi penerus bangsa yaitu kecerdasan hati. Mungkin kita perlu
mengerti kesamaan konsep tentang apakah
itu kecerdasan otak dan kecerdasan hati.
Kecerdasan otak mungkin
lebih mudah dipahami jika dihubungkan dengan pikiran manusia. Ilmu pengetahuan,
teknologi, sains merupakan ilmu yang dicerna manusia melalui pikiran dan
berhubungan dengan kerja otak. Sedangkan kecerdasan hati berhubungan dengan
perasaan, dan karakter seseorang. Bagaimana kemampuan seseorang mengelola
perasaannya akan mempengaruhi karakternya. Inilah yang dimaksud dengan
kecerdasan hati. Jika seseorang mampu mengelola perasaannya menuju kebaikan
artinya ia telah memiliki hati yang cerdas dan mampu membentuk karakter yang
baik pula.
Dalam
mencerdaskan bangsa ( kecerdasan otak dan hati ) ada kunci utama sebagai
seorang guru yang dirumuskan oleh Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara
yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
- Ing ngarso sung tulodo di depan memberi teladan. Guru sebagai teladan sangat dibutuhkan untuk memberi contoh kebiasaan-kebiasaan baik yang akan menbentuk karakter peserta didiknya.
- Ing madyo mangun karso, di tengah membangun kreativitas. Seorang guru juga harus kreatif. Pembuatan blog oleh guru contohnya akan membuat anak didik termotivasi untuk memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang positif, memotivasi mereka untuk meningkatkan pengetahuannya. Penggunaan media pembelajaran yang kreatif oleh guru juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
- tut wuri handayani, di belakang memberi dukungan. Guru harus mampu memberikan dukungan motivasi ketika di belakang. Seorang guru pada masa ini dituntut mampu menjadi motivator bagi anak didiknya karena tanpa adanya motivasi seringkali para siswa malas bahkan tidak memahami tujuannya ke sekolah (belajar).
Dalam mencerdaskan anak bangsa
maka seorang guru harus mampu menjadi penyampai ilmu dan penyejuk qolbu (hati).
Artinya seorang guru harus mampu menyampaikan ilmu baik secara langsung (ceramah)
atau secara tidak langsung melalui metode pembelajaran tertentu. Dan seorang
guru juga harus mampu menjadi sosok pribadi yang menyejukan hati peserta
didiknya dan membawa mereka menuju kebaikan hati dan karakter.
Komentar
Posting Komentar